Belum lama saya lulus dari sebuah
sekolah pondok pesantren serta tinggal menetap di asrama. Memang benar
bahwasanya bersekolah di pesantren itu mengajarkan tentang kesederhanaan dan senantiasa
penuh syukur dalam menjalani kehidupan. Kami telah terbiasa makan dengan menu
ala kadarnya dan pastinya suasana saling berbagi selalu kental terasa.
Sebenarnya, banyak hal lain
yang diajarkan pendidikan pesantren kepada saya dan teman-teman. Buka hanya
masalah ilmu agama tapi kemandirian, kedisplinan, dan masih banyak yang lainnya
lagi. Tapi yang memang membuat saya salut adalah kesederhanaan.
Beberapa kali saat saya dan teman saya
terlambat mendapat kiriman uang jajan dari orang tua, kami sering bersama
membantu para juru masak pondok, untuk sekedar mendapat menu makanan cuma-cuma
tanpa harus terbebani pembayaran. Banyak sekali pengalaman yang saya dapat dari
momen ini. Ternyata memasak untuk satu pesantren itu sangat melelahkan.
Para juru masak sangat cekatan
mengajarkan kami beberapa jenis bumbu dapur yang sering kami pakai untuk
memasak. Benar jika menu di pondok itu, terserah apapun lauknya, asal ada kuah
atau sayur santan saja pasti sudah afdhol lah ritual kami dalam mengisi perut.
Saya pun tak akan pernah lupa dengan andalan kami di dapur pesantren yakni Sasa
Santan Kelapa.
Memasak dalam jumlah banyak dengan
menggunakan santan instan Sasa sangatlah membantu bagi kami para juru masak
pesantren. Pengerjaan yang jauh lebih praktis dan tak membuang waktu serta
energi lebih banyak, nyatanya juga memberi keuntungan lainnya yakni santan
kental dengan cita rasa kesegaran layaknya santan parut dan peras manual.
Memasak dengan santan instan Sasa juga
sangat menghemat waktu dikarenakan santan kemasan tersebut telah matang
sempurna. Tak butuh lagi buang waktu lebih lama untuk sekedar menunggu santan
mendidih layaknya santan biasa buatan rumahan. Dengan begini, jadwal
menghidangkan menu bagi para santri pun bisa tepat waktu serta lebih efisien.
Memasak dengan santan instan Sasa secara
rutin ataupun harian juga tak masalah. Pasalnya santan instan satu ini tak
mengandung beragam zat aditif yang berbahaya. Paling penting, juga aman dari
zat pengawet yang beresiko. Kemasannya yang steril telah lebih dari cukup untuk
membuat santan tersebut tetap fresh
sampai diterima serta diolah oleh konsumen.
Ketika di pesantren, tak cuma sayur
santan saja yang biasa kami buat dengan santan instan Sasa. Misal pernah juga
saat momen berbuka puasa, kami membuat menu takjil es santan nata de coco dan
nangka yang segar sekaligus sangat praktis. Santannya telah matang, tinggal
tuang dan campur saja. Kami juga pernah belajar membuat kukis ala santan Sasa
lho.
Santan instan Sasa yang sangat fleksibel
serta cocok untuk berbagai macam kudapan sangat membantu para juru masak dalam
mengolah beragam menu untuk santri. Kandungan nutrisi atau gizi-nya pun
terjamin. Ada nutrisi lemak, karbohidrat, protein serta mineral natrium.
Hari-hari santri pun makin semarak serta penuh dengan semangat keceriaan.
Sungguh banyak ilmu yang bisa saya dapat
dengan kawan-kawan dari pengalaman memasak di dapur pesantren. Kami belajar
tentang kesederhanaan sampai juga tentang efisiensi dalam memanfaatkan waktu
sebaik mungkin. Setelah lulus dari pondok pun, kini di rumah saya juga masih
terus menggunakan santan instan Sasa Santan, Aslinya Santan sebagai solusi memasak yang praktis nan
lezat.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar